KATA-KATA HANYALAH BAYANGAN REALITAS -(Rumi)
![]() |
http://www.sheilaomalley.com/Rumi |
Seseorang berkata : ‘’Guru kita tidak
menyampaikan apa pun’’
“Demikianlah,” jawabku, “Orang ini
telah muncul di hadapanku karena ciri mental yang ada di dalam diriku”. Citra
mental milikku itu tidak menanyainya, Apa kabar? ataua Bagaimana kabarmu? Citra
mental diriku menarik hatinya tanpa menggunakan kata-kata. Jika dalam
kenyataannya, citra mental milikku dapat menarik hatinya tanpa kata-kata hingga
dapat membawanya ke tempat lain. Lalu apa yag aneh dari hal itu?
Kata-kata tidak lain hanyalah Bayangan
dari kenyataan. Kata-kata merupakan cabang dari kenyataan. Apabila bayangan
saja dapat menawan hati, betapa mempesona kekuatan kenyataan yang ada di balik
bayangan?!
Kata-kata hanyalah pra-teks. Aspek
simpatilah yang dapat menarik hati satu orang pada orang lain, bukan kata-kata.
Walau pun mnusia dapat melihat ribuan mukjizat yang dimiliki seorang Nabi atau
seorang suci, hal itu tidak akan mebawa keuntungan baignya sama sekali apabila
dia tidak memiliki simpati keapda Nabi atau pun orang suci itu. Unsur
simpatilah yang dapat mengguncangkan dan menggelisahkan seseorang. Apabila
tidak terdapat unsur simpati warna gading pada batang padi itu tidak akan
pernah dipersoalkan warna gading. Meski pun begitu, simpati yang memiliki
kekuatan dahsyat itu tidak dapat diidnra oleh seseorang. Gambaran mental dari
segala sesuatu yang hinggap di kepala manusia akan membawanya kepada hal itu.
Gambaran tentang taman akan membawa
manusia menuju ke sebuah taman. Gambaran tentang toko akan membawa manusia
menuju sebuah toko. Tetapi terdapat sesuatu muslihat tersembunyi di dalam
gambaran mental tersebut. Seringkali kita mengalami ketika kita pergi ke suatu
tempat . Tiba-tiba saja kita mendapati bahwa tempat yang kita tuju tersebut
tidak seperti yang ada di dalam gambaran
kita, dalam citraan mental kita. Ketika mendapati kenyataan itu kita akan
merasa kecewa dan berkata : Aku pikir, tempat ini sebagus yang kubayangkan.
Tapi ternyata tidak seindah gambarannya. Citraan-citraan atau gambaran-gambaran
mental itu seperti kain kafan. Seseorang dapat bersembunyi di balik kain kafan.
Ketika citra dihilangkan, dan kenyataan muncul tanpa diiringi citraan mental ,
maka terjadilah proses penyadaran kembali. Kita seakan kembali terbangun dari
tidur kita. Ketika suatu peristiwa telah terjadi, maka tidak akan ada
kesempatan lagi untuk merasa kecewa. Kenyataan yang dapat mempersoalkanmu tidak
lain adalah kenyataan itu sendiri. Hari ketika segala pikiran dan perbuatan
yang tersembunyi akan diuji (QS.86:9).
Apakah sesungguhnya yang sedangkan
kita perbincangkan? Di dalam hakikatnya,Yang mempersoalkan (yang menjadi
pangkal persoalan) adalah satu, tetapi tampak terlihat bermacam-macam. Tidakkah
engkau lihat betapa seorang manusia kerap memiliki ratusan keinginan berbeda?
Aku ingin mieku ingin kue basah. Aku ingin buah-buahan. Aku ingin kurma. Begitu
banyak keinginan berbeda yang diungkapkan dengan jelas oleh setiap orang. Meski
demikian, asal mula segala hal itu adalah satu, dan itu adalah rasa lapar.
Tidakkah engkau lihat ketika orang gyang sama ini telah memakan jatahnya? Dia
akan berkata : Maka nyataah bahwa sebenarnya tidak ada apa yang dikatakan
dengan sepuluh atau seratus hal, yang ada hanya satu. Kami telah mengungkapkan
jumlah mereka hanya untuk menyebabkan perselisihan di antara mereka (QS.74:31).
Kelipatgadaan di antara manusisa
memang menipu, karena mereka berkata, Ini satu. Dan Semua ini seratus, yakni,
mereka mengatakan orang suci itu unik, sedangkan orang kebanyakan disebut seratus
atau ribuan. Ini adalah tipuan besar. Cara berpikirmu mengatakan yang banyak
bermacam-macam dan yang satu itu unik, betul-betul menipu. Kami telah
mengungkapkan jumlah mereka banyak untuk menyebabkan perselisihan (QS.
Al-Muddatstsir 74:31). Masing-masing dari mereka akan berkata, Mana yang
ribuan, lima uluhan? atau, Mana yang enam puluh? Orang-orang menjadi kehilangan
kontrol dan tidak terkendali tanpa nalar, tanpa pikiran. Seperti jimat, mereka
menguap bagaikan merkuri dan air raksa, Akankah engkau katakan mereka
limapuluhan? Seratus? seribu? Dan kemudian masih menyebut yang ini satu? Engkau
bisa saja menyebut mereka tiada dan dia ribuan, atau ratusan ribu, atau jutaan.
Sedikit apabila dihitung, akan tetapi banyak dalam kekuatan.
Seorang raja suatu hari memberi
ransum bagi satu orang prajurit yang cukup untuk seratus orang. Angkatan
bersenjata merasa keberatan. Tetapi sang raja berkata : Harinya akan tiba
ketika aku akan menunjukkan kepadamu kenapa aku melakukan ini. Dan ketika telah
datang hari pertempuran, seluruh pasukan melarikan diri kecuali prajurit itu.
Dia tetap kuat bertahan dan berjuang. Di sinilah nalarku bekerja merencanakan pekerjaan
yang akan aku lakukan. Kata sang raja.
Manusia meski melepaskan alasan kedua
dari kemampuan pemahamannya dan menoleh kepada agama untuk memperoleh bantuan
pemahaman. Karena Agamalah yang mampu menemukan bantuan yang biasanya datang
dengan sembunyi-sembunyi. Meski demikian, apabila seseorang menghabiskan
hidupnya dengan kebododhan tanpa menggunakan nalar, maka pemahaman dirinya akan
tumbuh dengan lemah dan tidak akan mampu mengenali kekuatan Agama. Engkau
menumbuhkan keberadaan fisikal ini, padahal di dalamnya tidak terdapat
kecerdasan sedikit pun!...
Kecerdasan adalah konsep halus yang
berada di dalam dirimu, tetapi siang dan malam engkau selalu disibukkan dengan
makanan. Engkau berdalih bahwa konsep halus itu memperoleh kehidupan melalui
badan fisik. Padahal nyata-nyata munculnya kecerdasan itu memiliki cara
pemunculan yang berbeda Bagaimana mungkin engkau menghabiskan seluruh
kekuatanmu hanya untuk mementingkan kebutuhan fisik dan mengabaikan inti segala
sesuatu, sesuatu yang lebih halus? Padahal fenomena-fenomena material
keberadaannya bergantung pada inti (subtle) dan bukan dengan cara yang
lain?Cahaya keluar melalui celah mata dan telinga, dan begitulah selanjutnya.
Apabila engkau tidak memiliki celah itu, cahaya itu akan keluar melalui jalan
keluar yang lain. Hal ini persis bagaikan engkau membawa lampu ke luar untuk
melihat matahari. Bahkan apabila engkau tidak membawa lampu, matahari masih
akan menunjukkan dirinya. Untuk apalagi engkau membawa lampu>!
Seseorang hendaknya tidak berputus
asa pada Tuhan. Karena harapan adalah langkah pertama menuju jalan keselamatan. Bahkan apabila engkau
tidak menempuh jalan itu, setidaknya jagalah agar jalannya tetap terbuka.
Jangan katakan bahwa engkau telah tersesat. Ambil jalan lurus, yang tidak ada
belokan berliku. Lurus adalah sifat tongkat Musa. Edangkan kekakuan merupakan gambaran
papan para tukang sihir. Ketika yang lurus munul, dia akan melahap seluruh
kekuatan yang lainnya. Jika engkau melakukan kejahatan, sebenarnya akan
berakibat kepada dirimu sendiri. Bagaimana mungkin kejahatan yang engkau
lakukan akan mampu mencapai DIA? Ketika burung bertengger di puncak gunung dan
kemudian terbang, apakah gunung itu memperoleh atau kehilangan sesuatu? Ketika
engkau meluruskan diri kamu sendiri, tidak ada lagi yang tersissa. Jangan
pernah membuang harapan.
Sisi bahaya yang akan muncul karena
mengadakan persekutuan dengan raja bukanlah engaku bisa kehilangan hidup.
Karena tanpa persekutuan itu pun, cepat atau lambat, akhirnya engkau mesti melepaskan kehidupan. Bahayanya terletak pada
kenyataan bahwa ketika raja-raja itu dengan jiwa jasmaniahnya mendapatkan kekuatan, mereka
akan berubah menjadi naga. Dan orang yang berbincang dengan mereka, yang
mengakui persahabatannya, atau yang menerima kekayaan dari mereka, akhirnya
mesti berkata bagaimana yang mereka katakan dan menerima pendapat jahat
raja-raja itu agar dirinya terlindungi. Dia tidak mampu berbicara melawan
mereka. Di sanalah letak bahayanya, karena Agama dia menderita. Semakin jauh
engkau pergi di jalan sang raja, semakin asing arah lain bagimu. Semakin jauh
engkau pergi ke dalam arah itu, arah ini, yang mestinya jadi kekasihmu, akan
memalingkan mukanya darimu.
Semakin engkau memberi ruang dirimu
kepada hal-hal duniawi, semakin jauh obyek cinta yang semestinya tumbuh dalam
dirimu. Siapa pun yang menyumbangkan bantuan kepada orang yang tidak adil
berarti mereka rela bertekuk lutut
kepada mereka di mata Tuhan.
Ketika engkau sudah merasa condong
kepada orang yang engkau inginkan, maka dia akan menjadi guru bagimu. Sungguh,
sangat kasihan seseorang yang mencapai laut dan terpuaskan dengan hanya
secangkir air. Ketika mutiara dan ratusan ribu barang berharga dapat disarikan
dari laut, apagunanya mengambil air? Unia ini hanyalah buih. Sedangkan air
seluas lautan adalah pengetahuan orang-orang suci. Antas di manakah mutiara
terletak? Dunia ini adalah buih yang dipenuhi barang rongsokan yang
terapung-apung. Meski demikian, dari aliran ombak dan kesesuaian antara adukan
laut dan gumulan ombak, buih itu membuahkan keindahan. Karena kecintaan dan
hasrat yang amat besar kepada istri dan
anak, pada himpunan emas dan
perak, juga pada kuda yang mengagumkan, ternak, dan
tanah, hiasan bagi manusisa; itu merupakan pelengkap kehidupan di dunia
(Qs3:14). Tuhan telah mengatakan bahwa segala sesuatu telah dibuat indah tapi
ternyata semuanya tidaklah benar-benar indah, mengapa bisa begitu? Keindahan
yang dijanjikan Tuhan dialami oleh orang lain, dari tempat lain. Seperti uang
receh palsu sepuhan. Yakni, ketika dikatakan bahwa sebenarnya dunia ini, dunia
yang bagaikan buih ini, adalah palsu, tanpa harga, tanpa nilai. Kita harus
menyepuhnya, karena itulah maka dunia dibuat indah.
Manusia adalah astrolabnya Tuhan
(astrolab adalah alat kuno untuk menggambarkan altitude). Tetapi, seseorang
akan membutuhkan ahli astronomi untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan
astrolab. Seandainya ada seorang penjual bawang atau penjual sayuran yang
diperkenankan memiliki astrolab, genunaan apakah yang dapat dibuatnya dari itu?
Bagaimana mungkin dia mampu mengukur keadaan bidang langit, kembalinya tanda
rasi bintang, atau pengaruhnya? Di tangan seorang astronom, astrolab akan
sangat bermanfaat. Karena siapa pun yang mengetahui dirinya, dia akan
menegetahui Tuhannya. Sebagaimana astrolab kuningan ini adalah cermin langit,
manusia, dan Kami telah memuliakan anak-anak Adam (QS.17:70), adalah astrolab
Tuhan.
Ketika Tuhan membuat manusia
mengetahui dirinya, melalui astrolab dari diri orang itu sendiri dia mampu
menyaksikan pengejawantahan Tuhan dan keindahan sempurna-Nya saat demi saat dan
kedip demi kedip. Keindahan itu tidak pernah menghilang dari Cermin itu. Tuhan
memiliki pelayan yang menyelimuti diri mereka dengan kebijakan, pengetahuan
mistik, dan keajaiban, meskipun manusia tidak memiliki ketajaman pandangan
untuk melihat mereka. Mereka menutupi dirinya keluar dan semangat luar biasa,
sebagaimana dikatakan Muntanabbi : Mereke mengenakan kain brokat, Tidak untuk
membuat dirinya lebih cantik, Tetapi dengan itu mereka hendak melindungi
kecantikan mereka.
Sumber: file:///E:/saidi%20titip/kupdf.com_fihi-ma-fihi-jalaluddin-rumipdf.pdf
Comments
Post a Comment