SANTRI NGAJI NGABDI ING KYAI MENGHARAP RIDHO ILAHI

Kyia H. Abdul ghofur saat pengajian ihya ulumuddin di musollah asrama putri PPSD
Kalang santri di pondok pesantren sudah tidak asing lagi dengan yang namanya ridho. Karna merekah percaya ridho dari seorang kyai satu satunya harapan bagi santri untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Kyai adalah pendidik jenjang selanjutnya setelah pendidikan dari orang tua. Namun pendidikan itu berbeda jika orang tua lebih bersifat jasmani kyai lebih bersifat rohani selain itu kyai juga lebih bersifa rubbiyah maka dari itu dapat kita simpulkan tugas dari seorang kyai diantaranya mendorong santri memiliki 3krakter yaitu intelektualitas, sepiritualitas dan moralitas. Santri yang pintar memiliki ilmu luas tetapi tidak giat dalam ibada masih belum sempurna. Pintar juga giat ibadahnya, tetapi tidak harmonis dengan teman_temannya dan tetangganya masih jauh dari kategori sempurna. Jiga tiga aspek tadi menyatu intelektualitas, sepiritual dan moralitas ini akan menjadi dasar yang kuat bagi santri sebagai generasi penerus kyai. Santri lebih bersifat obediasme atau apa kata kyai. Maka tak jarang bagir santri yang lemah pemahamannya tetapi ia betul betul patuh, ta'at setiap apa yg di kata oleh kyai menjadi kiai besar atau orang terpandang. Namun kenyataannya santri jaman now lebih bersifat pembrontak, tanpa disadar oleh santri bahwa orang tua sudah  mempasrahkan dirinya kepada kyai dalam arti untuk mendidik kerika di pesantren maka mau tidak mau seharusnya santri tetap patuh apa kata kiayi. Perbedaan ini seharus menjadi pembincaraan bukan hanya kyai dan tenaga pengajar di pesantren melaikan orang tua juga terlibat. Bagai mana tidak terkadang santri yang mondok dipesantren bukan kemauan sendri tetapi dari orang tuanya maka hasil oreantasinya berbeda ketika berada di pesantren dengan santri yang atas inisiatif sendiri. 
Santri akan menjadi lebih mudah jika 4 aspek terpenuhi yaitu niat, bekal, guru dan tempat. 
1. Niat.
Niat adalah awal penting bagi setiap orang untuk mencapai kesempurnaan target atau tujuan maka dari itu santri harus betul-betul berniat dalam belajar ilmu agama. 
2. Bekal
Menjadi seorang pelajar atau santri tidak cukup jikahanya satu hari atau dua hari saja, melaikan harus bertahun tahu atau lama waktu. Maka dari itu santri membutuhkan bekas sebagai melanggengkan diri dalam belajar.
3. Guru atau kyai.
Santri sebetulnya juga mempertimbangkan kyainya mana yg mau kita anut atau yang lain. Tidak menutupi kemungkinan ridhonya kyai  akan tercega apa bila santri tidak mempercayai kyainya.
4. Tempat.
Fasilitas sangat penting dalam proses belajar mengajar bukan hanya bagi pendidikan formal melaikan juga non formal seprti podok pondok dan lain-lain. 

Comments

Popular posts from this blog

SECANGKIR KOPI SEMANGAT

sejarah INSUD